Novel ini menceritakan kehidupan atau kisah seorang perempuan yang
menjadi ronggeng di dukuh paruk. Gadis itu bernama Srintil. Suasana
damai dan gembira melingkupi para pesaing yang memperebutkan ronggeng
Srintil. Harumnya keramatnya Ki Secamenggala kembali menyelimuti Dukuh
Paruk. Seorang paling bahagia dengan penobatan Srintil sebagai ronggeng
adalah Sukarya dan istrinya yang merupakan kakek dan nenek Srintil.
Mereka merasa usaha mengasuh Srintil tidak sia-sia, sejak kedua orang
tua Srintil meninggal karena keracunan tempe bongkrek sebelas tahun yang
lalu. Hingga mereka berhasil untuk menjadikan Srintil sebagai seorang
ronggeng direstui oleh keramat dukung ronggeng, Ki Secamenggala.
Namun seroang pemuda bernama Rasus merasa sangat kecewa dan sedih mendengar penobatan Srintil sebagai ronggeng Dukuh Paruk. Ia sangat mencitai Srintil, kekasihnya itu. Ia beranggapan bila Srintil menjadi ronggeng, berarti Srintil menjadi milik semua orang. Setiap orang bebas meniduri Srintil karena memang begitulah kehidupan menjadi seorang ronggeng, Srintil harus menyerahkan keperawanannya kepada Ki Kertareja, seorang dukun di Dukuh Paruk. Rasus mengetahui bahwa orang yang mendapatkan kesucian Srintil yang pertama adalah Dower dan Sulam. Karena mereka telah memenangkan sayembara yang diadakan Ki Kertareja.
Pada suatu malam yang sudah ditentukan, Srintil pun dinobatkan menjadi seorang ronggeng Dukuh Paruk. Ketika itu diam-diam Rasus memperhatikan kejadian itu dari jauh. Srintil dibawa ke makam ke Secamenggala untuk dimandikan, setelah dimandikan, Srintil menjalani tahap berikutnya yaitu menjadi budak kelambu menyerahkan keperawanannya kepada orang yang telah memenangkan sayembara itu yaitu Sulam dan Dower pemuda di Dukuh Paruk. Pada malam itu, kedua pemuda malah bertengkar dan saling memperebutkan giliran yang paling berhak meniduri Srintil pertama kali. Rasus, diam-diam mendengar pertengkatan itu, karena ia sempat melihatnya. Tanpa diduga saat Rasus sedang sedih mendengar pertengkaran tadi, tiba-tiba Srintil menghampiri Rasus yang sedang bingung di belakang rumah dukun Kertareja. Srintil mohon pada Rasus agar ia bersedia menggauli dirinya waktu itu. Setelah Rasus selesai menggauli Srintil barulah Dower dan Sulam datang.
Setelah menggauli Srintil, gadis yang sangat dicintai, Rasus meninggalkan Dukuh Paruk. Dia meninggalkan Srintil, gadis yang paling dicintai sekaligus paling dibenci saat itu, Rasus pun mengasingkan diri di Desa Dawuran, ia memutuskan untuk meninggalkannya dan mengalah serta membiarkan Srintil menjadi milik orang banyak untuk menjadi ronggeng yang membanggakan Dukuh Paruk. Tetapi keputusan itu dan semua peristiwa yang telah terjadi pada diri Srintil justru membuat Srintil menjadi gila pada akhirnya. Srintil stres karena di usianya yang masih dini, ia harus menjadi seorang ronggeng yang harus bersedia menjadi milik banyak orang. Selain itu Srintil juga stres karena ia tidak bisa hidup bersama dan bahagia dengan laki-laki yang sangat disayangi dan dicintainya untuk menjadi ronggeng di Dukuh Paruk.
Namun seroang pemuda bernama Rasus merasa sangat kecewa dan sedih mendengar penobatan Srintil sebagai ronggeng Dukuh Paruk. Ia sangat mencitai Srintil, kekasihnya itu. Ia beranggapan bila Srintil menjadi ronggeng, berarti Srintil menjadi milik semua orang. Setiap orang bebas meniduri Srintil karena memang begitulah kehidupan menjadi seorang ronggeng, Srintil harus menyerahkan keperawanannya kepada Ki Kertareja, seorang dukun di Dukuh Paruk. Rasus mengetahui bahwa orang yang mendapatkan kesucian Srintil yang pertama adalah Dower dan Sulam. Karena mereka telah memenangkan sayembara yang diadakan Ki Kertareja.
Pada suatu malam yang sudah ditentukan, Srintil pun dinobatkan menjadi seorang ronggeng Dukuh Paruk. Ketika itu diam-diam Rasus memperhatikan kejadian itu dari jauh. Srintil dibawa ke makam ke Secamenggala untuk dimandikan, setelah dimandikan, Srintil menjalani tahap berikutnya yaitu menjadi budak kelambu menyerahkan keperawanannya kepada orang yang telah memenangkan sayembara itu yaitu Sulam dan Dower pemuda di Dukuh Paruk. Pada malam itu, kedua pemuda malah bertengkar dan saling memperebutkan giliran yang paling berhak meniduri Srintil pertama kali. Rasus, diam-diam mendengar pertengkatan itu, karena ia sempat melihatnya. Tanpa diduga saat Rasus sedang sedih mendengar pertengkaran tadi, tiba-tiba Srintil menghampiri Rasus yang sedang bingung di belakang rumah dukun Kertareja. Srintil mohon pada Rasus agar ia bersedia menggauli dirinya waktu itu. Setelah Rasus selesai menggauli Srintil barulah Dower dan Sulam datang.
Setelah menggauli Srintil, gadis yang sangat dicintai, Rasus meninggalkan Dukuh Paruk. Dia meninggalkan Srintil, gadis yang paling dicintai sekaligus paling dibenci saat itu, Rasus pun mengasingkan diri di Desa Dawuran, ia memutuskan untuk meninggalkannya dan mengalah serta membiarkan Srintil menjadi milik orang banyak untuk menjadi ronggeng yang membanggakan Dukuh Paruk. Tetapi keputusan itu dan semua peristiwa yang telah terjadi pada diri Srintil justru membuat Srintil menjadi gila pada akhirnya. Srintil stres karena di usianya yang masih dini, ia harus menjadi seorang ronggeng yang harus bersedia menjadi milik banyak orang. Selain itu Srintil juga stres karena ia tidak bisa hidup bersama dan bahagia dengan laki-laki yang sangat disayangi dan dicintainya untuk menjadi ronggeng di Dukuh Paruk.
Novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari dapat didownload disini.
0 komentar:
Posting Komentar