Apa yang selama ini kita sebut sebagai suatu kesadaran, seringkali justru digerakkan oleh kekuatan alam bawah sadar kita. Itulah realitas yang sebenarnya. Namun, tidak banyak di antara kita yang menyadarinya. Hingga sebagian besar di antara kita terus larut bersama ketidaksadaran tersebut.
Kumpulan cerita yang ada di buku ini sungguh tidaklah biasa. Mungkin sudah banyak Anda membaca karya sastra, novel, cerpen atau puisi, tapi saya akan pastikan bahwa Anda belum pernah menelisik bentuk seperti yang terdapat di buku ini. Rimbunnya tak biasa dan belukarnya sukar diurai, maka kening yang berkerut sepanjang pembacaan buku ini niscaya akan terjadi.
Tapi, kalau Anda pernah menonton film ‘Sun Go Kong’ di televisi, pengembaraan Sun Go Kong -bersama guru dan saudara-saudara seperguruannya- mecari kitab suci tak pernah usai. Membaca buku ini mungkin Anda akan teringat kembali dengan berbagai falsafah kehidupan yang sering terlontar dari lisan Biksu Tong, guru Sun Go Kong di film tersebut. Namun demikian, cerita-cerita di buku ini tetap tidak bisa dikatakan ‘sealiran’ dengan film Sun Go Kong.
Maka, dengan keterbatasan pengetahuan saya perihal sastra dan literasi, setelah menuntaskan membaca buku ini, perkenankan saya untuk menyebut apa yang Ratu Marfuah rangkai ini sebagai sebuah genre baru dalam kesusastraan Indonesia dan atau mungkin juga Dunia!
Seringkali kita mendengar adanya seseorang atau penulis tertentu yang disebut memiliki imajinasi liar. Tapi, kali ini saya akan bersaksi bahwa Ratu Marfuah tidak hanya sekedar liar. Namun, perempuan yang lahir, membesar dan tinggal di tanah Banten ini adalah penulis gila! Bahkan seorang Sujiwo Tejo pun menurut saya, tidak lebih gila dari Ratu Marfuah. Sekali lagi, walau saya telah berhari-hari membaca semua naskah yang penulis berikan ke saya, saya tetap tidak bisa memastikan maksud sesungguhnya yang diinginkan penulis. Entahlah, dengan pengetahuan yang lebih luas dan pemahaman yang lebih dalam, mungkin Anda akan memperoleh kesimpulan yang lebih utuh dari saya.
Namun secara garis besar, secara umum, sebenarnya Ratu Marfuah sedang mengajak kita untuk memahami, menerima dan menjalani takdir sebagaimana harusnya. Untuk pesan itu, penulis tidak mengutip ayat-ayat suci atau pun teks-teks bijak dari para cerdik pandai, karena narasi dan diksi yang disuguhkannya seakan merupakan jelmaan dari berbagai kutipan ayat dan ungkapan suci.
Maka, baca buku ini, cerna, pahami dan simpulkan. Anda akan memperoleh kesadaran baru tentang realitas kehidupan. Pun Anda akan mendapatkan apa yang saya sebut sebagai sastra logika kimia. Saya berharap penulis buku ini meniatkan semua yang ditulisnya sebagai karya ibadah, tulus karena Sang Pemilik semua yang nampak atau pun yang tak nampak di Jagad ini, Allah ‘Azza wa Jalla!
Di Udara Antara Kuala Lumpur – Surabaya, 23 Juli 2013
Abrar Rifai – Penulis Novel Laila
0 komentar:
Posting Komentar