Dukuh
Paruk menjadi tempat yang sangat memprihatinkan setelah sebelumnya
terjadi bencana besar yaitu pembakaran rumah penduduk akibat kisruh
1965. Dukuh Paruk yang tidak tahu apa-apa harus menjadi korban. Rumah
dan harta benda semua habis terbakar, beruntung bagi Dukuh Paruk karena
orang-orang sudah terbiasa menerima musibah, seperti tragedi tempe
bongkrek yang banyak merenggut jiwa. Tetapi musibah kali ini sungguh di
luar dugaan mereka. Mereka harus tinggal dan makan seadanya. Orang-orang
dari luar desa pun tidak ada yang memberi bantuan.
Dukuh
Paruk kini tanpa pemimpin dan tanpa Srintil, orang yang selama ini
menjadi panutan di Dukuh Paruk harus dipenjara. Beberapa bulan kemudian
Sakarya, Kertareja dan yang lainnya dibebaskan. Tetapi mereka pulang
tanpa Srintil dan orang-orang dukuh paruk tidak ada yang menyakan kemana
Srintil berada. Itu karena Srintil masih di tahan di tempat yang tidak
Sakarya dn rombongan lainnya ketahui.
Dukuh
Paruk yang miskin, didatangi seorang pemuda yang gagah berseragam.
Semula semua orang takut dan enggan tersenyum meskipun yang datang itu
dadalah Rasus. Orang-orang Dukuh Paruk ternyata masih trauma apabila ada
orang berseragam datang. Tetapi yang membuat hati mereka tersenyum lagi
adalah Rasus yang masih mau peduli dengan tempat kelahirannya. Rasus
masih seperti yang dulu dan kedatangannya kali ini untuk menjenguk
neneknya yang kritis. Tidak lama kemudian nenek Rasus meninggal dunia
dan Rasus harus kembali menjalankan tugasnya. Sebelum pergi, Sakarya
meminta bantuan Rasus untuk membebaskan Srintil.
Tidak lama kemudian, Srintil kembali pulang ke Dukuh Paruk. Srintil lemas tidak berdaya karena kelelahan karena ia pulang dengan berjalan kaki. Sejak kepulangannya, sikapnya berubah, ia lebih banya diam. Walaupun sudah keluar dari tahanan, Srintil masih tetap harus melapor ke tempat dimana ia ditahan. Srintil mulai bisa tersenyum ketika melihat Goder, anak Tampi. Srintil memutuskan untuk mengasuh Goder.
Cobaan
kembali datang, ketika Srintil diajak oleh Marsusi untuk melapor ke
Dawuan, tempat di mana Srintil pernah ditahan. Setelah pulang, Srintil
ternyata diajak pergi ke suatu temapt oleh Marsusi. Untung bagi Srintil
karena akibat kecerobohan Marsusi, Srintil jatuh dari motor sementara
Marsusi terus melaju. Srintil yang penuh luka masih belum aman karena
Marsusi kembali mencarinya dengan nafsu birahi yang menggebu, tetapi
datang seseorang yang mau menolong, orang itu dari dusun yang masih satu
kelurahan dengan Srintil.
Hati Srintil pun mulai bisa terbuka ketika melihat Bajus. Bajus adalah seorang pekerja proyek pembangunan irigasi. Srintil ternyata menaruh hati kepada lelaki itu, ia sangat berharap impiannya menjadi ibu rumah tangga dapat terwujud bersama Bajus. Srintil mengenal bajus sebgai pribadi yang baik, terlebih sikapnya terhadap Srintil.
Srintil
yang yakin bahwa Bajus adalah orang yang akan merubah hidupnya harus
kembali merasakan kekecewaan yang begitu dalam. Bajus ternyata malah
menawarkan Srintil kepada bosnya. Bajus kini berubah menjadi beringas
dan memarahi Srintil apabila ia menolak permintaan bosnya. Akibat
tekanan batin yang mendalam, Srintil menjadi lupa ingatan.
Suatu
ketika Rasus pulang dari menjalankan tugasnya. Namun hati Rasus sangat
terkejut ketika mendapati Srintil lupa ingatan. Srintil pun di bawanya
berobat ke dokter jiwa. Akhirnya Rasus mempunyai tekad yang besar dalam
dirinya untuk membawa Dukuh paruk menjadi lebih baik.
Novel Jantera Bianglala karya Ahmad Tohari dapat didownload disini.
0 komentar:
Posting Komentar